Minggu, 19 Maret 2023

PENGGUNAAN POSTER SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI FOOD STATION SALAH SATU INSTANSI PENDIDIKAN

 Apa itu Promosi Kesehatan? 

Jadi Menurut WHO (dalam Fitriani, 2011), promosi kesehatan itu “The process of enabling individuals and communities to increases control over the determinants of health and there by improve their health” atau proses yang mengupayakan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Nah promosi kesehatan ini sendiri memiliki beberapa tujuan seperti :

  • meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan
  • mengubah kebiasaan atau perilaku seseorang
  • ​mengubah lingkungan

Maka dari itu, kita memerlukan adanya media atau alat guna mempermudah proses penyampaian informasi kepada masyarakat dengan harapan mudah dipahami. Penggunaan media sendiri harus dipertimbangkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan agar tepat sasaran. 

Promosi kesehatan dapat dilakukan diantaranya dengan menggunakan media. Media yang banyak digunakan untuk mempromosikan, mensosialisasikan kesehatan adalah poster. Poster adalah media gambar yang mengkombinasikan unsur-unsur visual seperti garis, gambar dan kata-kata untuk dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikan pesan secara singkat (Anitah, 2009; Smith, 2007). Poster mempunyai keuntungan dalam menarik orang yang mempunyai minat khusus, karena poster dapat menyampaikan atau menyajikan pokok dari suatu permasalahan (Lawson, 2005).

Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan komunikasi media di antaranya adalah cara media tersebut dapat meningkatkan ketertarikan dan pemahaman dari audiens (Depkes RI, 2004; Khairuna, 2012). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana ketertarikan dan pemahaman Pengunjung Food Station terhadap media poster?”









Rasa ketertarikan pengunjung pada poster Food Station di salah satu instansi pendidikan tersebut dapat dilihat dari elemen desain yang dapat dikelompokan dalam beberapa hal, yaitu:

Ukuran

Di Food Station terdapat 2 poster yang dipasang di tiang dan meja. poster di tiang memiliki ukuran 36 x 25 cm, sedangkan yang di meja memiliki ukuran 15 x 11 cm. Sehingga pengunjung bisa jelas dalam melihat poster.

Warna

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, diketahui bahwa bebrapa pengunjung  menyatakan tertarik terhadap poster yang ada di Food Station karena mengggunakan warna yang terang, kontras. Warna poster yang digunakan yaitu hijau, dan kuning sehingga poster terlihat cerah dinilai menarik perhatian mata, sehingga pengunjung melihat dan membaca poster tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pemilihan warna dasar paling disukai pada sebuah media adalah warna putih, hijau atau merah. Penelitian lain memperkuat hasil penelitian ini,yaitu untuk unsur warna yang disukai dan dinilai menarik adalah warna netral seperti warna hijau (Aryani, 2009). Sebuah poster harus eye-catching supaya dapat membuat orang berhenti dan membacanya (Huddel, 2000)

Huruf

Berdasarkan hasil wawancara, pengunjung berpendapat bahwa huruf yang digunakan ukurannya cukup mudah untuk dilihat. Ukuran huruf pada poster untuk mempermudah keterbacaan ukuran huruf tidak boleh lebih kecil dari 18 poin atau 5 mm. Penggunaan huruf dalam poster tidak terlalu rumit dan sederhana yang dapat memudahkan untuk dibaca. Penelitian lain mendukung hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa penggunaan huruf yang tidak kaku dan rumit membantu dalam mempermudah orang untuk membaca (Aryani, 2009). Untuk mempermudah keterbacaan harus menggunakan huruf yang jelas dan mudah.

Kesesuaian gambar dan tulisan

Berdasarkan hasil penelitian kehadiran gambar menjadi daya tarik tersendiri. Gambar yang paling sering dikatakan menarik perhatian pengunjung adalah gambar yang sesuai dengan isi pesan poster. Pengunjung berpendapat bahwa gambar dan tulisan sesuai seperti dalam pernyataan berikut ini:

“gambar di poster sesuai dengan tulisannya. Kalau tulisannya tentang menjaga kebersihan lingkungan, maka gambar posternya juga tentang menjaga kebersihan lingkungan yakni membuang sampah pada tempatnya”

Penggunaan gambar harus menarik perhatian sasaran hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan foto yang akrab dengan kehidupan sasaran. Foto berfungsi untuk meningkatkan motivasi dan minat, mengembangkan kemampuan berbahasa, dan membatu menafsirkan dan mengingat isi pesan yang berkenaan dengan foto-foto tersebut. Selain untuk menarik perhatian, gambar dapat membantu menjelaskan sesuatu, sehingga lebih mudah untuk dipahami, memperjelas bagian- bagian yang penting serta menyingkat suatu uraian yang panjang (Anitah, 2009).

Layout

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tata letak dalam poster dinilai cukup sederhana dan mudah untuk diingat. Pemilihan 1 elemen kunci baik huruf atau ilustrasi dapat dilakukan supaya pembaca dapat dengan cepat menangkap pesan (Supriono, 2010). Pada poster ini, elemen yang coba ditonjolkan, yaitu dari gambar yang menjadi pendukung dan memperkuat pesan yang disampaikan. Tata letak warna juga menjadi perhatian pengunjung. Penempatan warna dasar yang menjadi latar belakang dengan keseluruhan isi pesan dinilai kontras dan membantu pesan mudah dibaca. Penempatan ukuran huruf juga menjadi hal yang menarik. Pada judul digunakan huruf yang lebih besar dari sub judul dan isi pesan. Hal ini menjadi penting karena dengan penempatan huruf yang tepat di setiap bagian pesan memudahkan pembaca untuk melihat pesan tersebut.

Isi pesan

Isi pesan merupakan suatu materi yang akan disampaikan komunikator untuk menya­takan maksudnya. Hasil dari wawancara dengan pengunjung Food Station berpendapat isi pesan menarik. Kata dan kalimat yang menyusun pesan juga mendapat perhatiaan. Kata dalam poster tersebut mudah diingat, karena merupakan kata sehari-hari. Kalimat yang digunakan dinilai pengunjung sederhana, karena tidak berbelit-belit dan langsung pada intinya.

Tempat pemasangan

Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa pengunjung yang datang sebagian besar hanya melewati lokasi pemasangan tanpa melihat poster. Beberapa pengunjung ada yang berada di sekitar lokasi pemasangan, tetapi tidak memperhatikan keberadaan poster, ada yang memperhatikan poster tetapi tidak membaca, ada juga yang melihat dan membaca poster.

Pengunjung dapat melihat poster di tempat pemasangan karena tempatnya cukup luas, poster juga di tempel pada sudut setiap meja. Selain dari tempat pemasangan poster,  keberadaan tempat poster menjadi daya tarik tersendiri ketika pengunjung berada disekitar tempat pemasangan. Pengunjung tertarik untuk membaca poster tersebut, karena posisi pemasangan poster di tiang dinilai sesuai dengan arah pandangan mata tidak terlalu tinggi, dan poster juga tertempel di setiap meja, sehingga pengunjung  tidak sulit untuk membaca.

Pemahaman pengunjung

Pemahaman pengunjung terhadap pesan  terlihat dari pengetahuan terhadap manfaat dan maksud dari isi pesan serta ada upaya untuk penerapan isi pesan. Pengunjung berpendapat bahwa isi pesan merupakan ajakan untuk menjaga  kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya.

Pemahaman terhadap isi pesan dikaitkan dengan cara penyampaian, kelengkapan pesan dan penggunaan gambar. Kebanyakan pengunjung merasa isi pesan dalam poster tersebut cukup sederhana. Kata dan kalimat dinilai sederhana dan tidak berbelit-belit. Isi pesan mudah dimengerti dan dipahami karena langsung pada intinya.

Pemahaman lain dari hasil wawancara beberapa mahasiswa yang berada di Food Station mengatakan bahwa pesan yang ingin disampaikan sudah jelas namun bisa ditambah kata-kata dan desain yang lebih menarik serta penempatan posisi poster agar lebih diperhatikan oleh pengunjung Food Station yang lain. 

Kesimpulan

Secara keseluruhan, sebagian besar pengunjung tertarik dan paham pada poster di Food Station. Poster tersebut dapat diterima oleh pengunjung karena mereka tertarik pada desain dan isi pesan dalam posternya. Pengunjung tertarik pada warna poster, yaitu hijau,  meski ada beberapa pengunjung yang kurang suka terhadap warnanya karena dirasa terlalu monoton, ukuran huruf dapat dibaca dengan bentuk sederhana, gambar yang jelas, dan dekat dengan keseharian mereka dengan layout yang sederhana. Dilihat dari isi pesan, pengunjung tertarik karena pesan yang disampaikan sederhana dengan penggunaan kata, kalimat dan bahasa sehari-hari.

Untuk lebih menarik perhatian pengunjung, gambar, pemasangan, edisi poster Food Station sebaiknya direvisi untuk menghindari rasa bosan pengunjung dan agar tidak terlihat monoton. Hasil pengamatan terlihat banyak poster yang sudah terlihat usang dengan gambar dan warna yang sudah pudar.

 

Selasa, 01 Maret 2022

Resep kering tempe sederhana

 Bahan Resep:


1/2 papan tempe, potong korek api, goreng sampai kering

100-150 gram kacang tanah, goreng matang

4 lembar daun jeruk, sobek-sobek

2 lembar daun salam, sobek-sobek

2 cm lengkuas, memarkan

2 sdm gula merah, sisir

1 sdt garam

1 sdm air asam jawa pekat

6 butir bawang merah (bahan bumbu halus)

3 siung bawang putih (bahan bumbu halus)

10 cabe keriting merah/sesuai selera banyaknya (bahan bumbu halus)


Petunjuk Resep:


Langkah 1, menumis: Haluskan bahan bumbu halus, lalu tumis, lalu tambahkan daun salam, daun jeruk. Tumis sampai harum.


Langkah 2, tambahkan bumbu: Setelah harum, masukkan gula merah, garam, air asam jawa dan lengkuas. Aduk sampai kental. Jangan lupa cicipi dan koreksi rasanya.


Langkah 3, tambahkan tempe dan kacang tanah: Langkah terakhir, masukkan tempe dan kacang tanah. Aduk hingga benar-benar rata. Masak hingga matang atau air sudah menyusut. Setelah itu angkat dan sajikan. Jika masih banyak bisa disimpan di toples ataupun kotak.

Senin, 28 Februari 2022

Laporan Praktikum Uji Enzim Katalase pada Hati

 Laporan Praktikum Uji Enzim Katalase pada Hati



GURU PEMBIMBING: CHOTIMAHWATI

Nama Kelompok:

Aida Aulia Sekti Asih

Ika Safira Amalia

Hasnan Bil Fiel

Hikmah Shefi Azrielda

Rena Erlya Alberta

Kelas : XII MIPA 4


Madrasah Aliyah Negeri 1 Tuban

Tahun Pelajaran 2021-2022

Alat dan Bahan

Alat

  • Tabung reaksi
  • Lampu bunsen/ lampu spritus
  • Pipet tetes
  • Penjepit tabung reaksi
  • Botol cuci
  • Rak tabung reaksi
  • Sikat tabung reaksi
  • Alat tulis
  • Kamera digital /hp
  • Korek api
  • Penangas
  • Bahan
  • Ekstrak hati ayam 
  • Larutan Hidrogen Peroksida/ Vanish (H2O2)
  • Larutan Natrium Hidroksida (NAOH)
  • aquades
  • Spritus


Prosedur kerja atau cara kerja

Langkah Kerja

  • memotong kecil-kecil hati ayam dengan menggunakan gunting 
  • Membagi  ekstrat hati ke dalam 5 buah tabung reaksi dengan volume  yang sama.
  • Kemudian berilah label 1,2,3,4 dan 5  pada 5 tabung reaksi .
  • Ekstrak hati di masukkan ke dalam tabung 1 s.d 5
  • Ekstrak hati di beri perlakuan.
  • Tabung 1 dalam netral ( diberi aquades)
  • Tabung 2 dalam suhu tinggi ( diberi aquades + dipanaskan).
  • Tabung 3 dalam suhu rendah (diberi aquades + didinginkan)
  • Tabung 4 dalam suasana asam ( diberi HCl)
  • Tabung 5 dalam suasana basa ( diberi NaOH)
  • Tunggu sampai 10 menit, setelah itu buang airnya 
  • Masukkan larutan H2O2/ Vanish  ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 tetes
  • Lalu Mengamati gelembungnya (amat banyak, banyak,sedang, sedikit, atau tidak)
  • Kemudian menulis hasil pengamatan ke dalam sebuah tabel.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun pembahasan dalam Laporan Praktikum Enzim Katalase adalah sebagai berikut:

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel.  Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.  Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :

H2O2 + H2A -- >2H2O + A2            2H2O2 ----->2H2O + O2

Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan.  Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hati ayam. Hati ayam digunakan karena banyak mengandung enzim katalase.  Hati ayam d kemudian dibuat ekstrak.  Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut

Pada Tabung pertama yang berisi  Ekstrak hati di tambah H2O2, karena Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak.  Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2menjadi H2O (air). . Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi O22.

Pada tabung yang kedua berisi ekstrak hati ayam dimasukkan Aquades +  H2O2 + dipanaskan. Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O) dan Oksigen (O2). Terjadi banyak gelembung- gelembung, disebabkan karena Enzim katalase tidak rusak apabila bekerja pada suhu 100C atau suhu optimum, dan pada kondisi asam maupun basa.

Pada tabung yang ketiga berisi ekstrak hati yang di masukkan Aquades +  H2O2 + didinginkan, terjadi sedikit gelembung artinya yaitu apabila enzim katalase berada dalam suhu netral  mampu bekerja dengan baik, 

Pada Tabung yang keempat berisi ekstrak hati yang ditambah H2O2 + HCL, Pertambahan HCL disini di maksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam. pada percobaan ini tidak  terjadi  gelembung-gelembung udara. Hal ini membuktikan bahwa enzim mampu berkerja dalam keadaan basa.

Pada tabung yang kelima berisi ekstrak hati yang ditambah H2O2 + NAOH, penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa. terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim mampu mengubah H2O2 menjadi H2O ( air ) dan O2 (oksigen) dalam kondisi yang basa.


Enzim katalase dapat bekerja dengan baik berdasarkan faktor-faktor tertentu, yaitu:

Suhu, Enzim katalase bekerja dengan baik pada suhu tubuh normal dan pada pH netral. Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Enzim akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). Untuk itulah pada percobaan ekstrak yang dipanaskan (tabung reaksi C) hanya terjadi sedikit gelembung udara sehingga nyala bara/ api pun juga sedikit/kecil. Selain itu Enzim menjadi tidak aktif  jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.  Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang netral (pH= ±7). Kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat. Seperti yang terdapat pada percobaan ekstrak yang ditetesi larutan HCl (tabung reaksi B ) yang bersifat asam sehingga membuat enzim tidak aktif dan tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.


PENUTUP


Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

Pengaruh Enzim katalase terhadap H2O2 yaitu, Enzim katalase dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

Faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase yaitu suhu dan kontsentrasi keasaman (pH).

Enzim katalase tidak dapat bekerja optimal ketika suhu yang sangat tinggi atau panas

Enzim katalase tidak dapat bekerja jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. ). Kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.


Saran


Dibutuhkan waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam pelajaran) untuk melakukan percobaan ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji faktor yang mempengaruhi kerja enzim.

Dibutuhkan alat – alat yang lebih lengkap agar data hasil percobaan kami lebih akurat.

Berhati-hatilah dengan bahan-bahan kimia, gunakan masker agar lebih aman dan jangan menghirup cairan H2O2 secara langsung.

Patuhilah tata tertib laboraterium untuk keamanan dan keselamatan selama melakukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.harian-post.com/2016/02/wow-ternyata-hati-ayam-mempunyai.html

www.wikipedia.com

Sri Pujiyanto. 2012. Biologi SMA/MA Kelas XII. Solo: Platinum.

Ine. 2011. LAPORAN KERJA ENZIM KATALASE (PADA EKSTRAK HATI, JANTUNG, DAN UMBI).

http://lindadhena.wordpress.com/2012/09/29/kerja-dan-pengaruh-enzim-katalase/


http://punyaine.blogspot.com


 http://meirisdadelatina.blogspot.com


Hikmat. 2016. Pengertian dan Sifat Hidrogen Peroksida. Artikel. Diunduh pada 30 Oktober 2016



Senin, 21 Februari 2022

Laporan Bioteknologi "Membuat Tape Ketan"

 

BIOTEKNOLOGI

CARA MEMBUAT TAPE KETAN





GURU PEMBIMBING: CHOTIMAHWATI

Nama Kelompok:

  • 1.   Aida Aulia Sekti Asih
  • 2.   Ika Safira Amalia
  • 3.   Hasnan Bil Fiel
  • 4.   Hikmah Shefi Azrielda
  • 5.   Rena Erlya Alberta

Kelas : XII MIPA 4

 

 

Tahun Pelajaran 2021-2022

Madrasah Aliyah Negeri 1 Tuban




A.          Alat dan Bahan:

1.    1/2kg beras ketan

2.    1 buah ragi tape

3.    Daun pisang

4.    Lidi untuk menyemat

5.    Baskom

6.    Gunting

7.    Kompor

8.    Panci

9.    Kain lap

1   sendok

1    Nampan

B.Cara kerja

1.    Cuci beras ketan hingga bersih lalu tiriskan.

2.    Rendam beras ketan dalam air bersih selama 6-8 jam.

3.    Tiriskan beras ketan lalu kukus dalam kukusan panas selama 15 menit.

4.    Angkat dan cuci kembali beras ketan yang setengah matang dan tiriskan.

5.    Kukus kembali selama 10 menit hingga beras ketan empuk.

6.    Angkat ketan yang sudah masak. Ratakan dalam wadah datar atau baki yang sudah bersih.

7.    Taburi dengan gula pasir dan campur hingga merata. Biarkan hingga benar-benar dingin.

8.    Haluskan ragi tape taburkan ke atas ketan yang sudah dingin dan aduk hingga merata.

9.    Siapkan daun pisang yang sudah dilap bersih. Bungkus tiap 1 sdm ketan dengan daun pisang, bentuk tum dan semat dengan lidi.

10.           Susun bungkusan ketan dengan posisi berdiri agar air fermentasi tidak menetes. Simpan bungkusan ketan ke dalam plastik yang berisi potongan di dalamnya.

11.           Tutup rapat dan simpan di tempat yang bersih dan sejuk.

12.      Diamkan ketan selama 2 hari 3 malam . Jika ketan sudah mengeluarkan air fermentasi maka tape ketan sudah siap untuk di santap.

C . Hasil Pengamatan



D . Pembahasan

     Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tapai bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tapai singkong. Bila dibuat dari ketan hitam maupun ketan putih, hasilnya disebut "tapai pulut" atau "tapai ketan". Dalam proses fermentasi tapai, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera, Pediococcus sp., dan lain-lain.. Tapai hasil fermentasi dari S. cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, berasa manis keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket.Umumnya, tapai diproduksi oleh industri kecil dan menengah sebagai kudapan atau hidangan pencuci mulut.

Pembuatan tapai memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tapai. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan tapai bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih : menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tapai tidak berhasil dibuat.

Dalam fermentasi tape ketan terlibat beberapa mikro organisme yang disebut dengan mikrobia perombak pati menjadi gula yang menjadikan tape pada awal fermentasi terasa manis.yang menyebabkan tape ketan berubah menjadi alkohol karena adanya bakteri actobakter aceti (mengubah alcohol menjadi asam asetat)

 

E. Kesimpulan

1.   Setelah melakukan penelitian, ternyata dapat disimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi pada tape ketan terjadi selama 3-4 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada ketan yang tertutup rapat lebih cepat dibandingkan dengan ketan yang terbuka. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alkohol yang dihasilkan.   Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula, dan oleh ragi gula dirubah menjadi alcohol, sehingga ketan menjadi lunak, berair, manis, dan berbau alcohol

2.   Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masihmenggunakan cara-cara yang terbatas.

3.   Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkongsebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebutakan merubah glukosa menjadi alkohol.

4.   Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapatmemecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tapeterasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.

5.   Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomycescereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzimtersebut.

 

F. Saran

 Saran yang dapat kami sampaikan untuk praktikum-praktikum selanjutnya yaitu diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan bagaimana pembuatan tape tersebut supaya pembuatan tape tersebut berlangsung sempurna.

 

 G. Penutup

Demikian laporan penelitian yang dapat kami paparkan. Kami sadar banyak sekali kekurangan dalam laporan ini. Walaupun demikian, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat yang berguna. Maka dari itu, kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat melakukan perbaikan dalam pembuatan laporan berikutnya.

 



PENGGUNAAN POSTER SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI KESEHATAN LINGKUNGAN DI FOOD STATION SALAH SATU INSTANSI PENDIDIKAN

 Apa itu Promosi Kesehatan?  Jadi Menurut WHO (dalam Fitriani, 2011), promosi kesehatan itu “The process of enabling individuals and communi...